Muhasabah Diri; Quran vs Gadget

Imam Musa al-Khazim berkata, “Bukan termasuk golonganku orang yang tidak menghisab (mengoreksi) dirinya sendiri setiap hari. Kalau beramal baik, dia mengharapkan kelebihannya dari Allah; kalau beramal jelek, dia meminta ampunan kepada Allah, dan dia bertobat kepada-Nya.”

Sumber gambar: http://akuhamba-allah.blogspot.com/

Amat berlebihan memang, menyandingkan, apalagi mempertentangkan gadget dengan al-Quranul karim. Sangat jelas, karena gadget lahir sebagai hasil cipta karya baru dizaman moderen ini, yang suatu saat akan berlalu masanya dan terganti. Sedang al-Quran, ia berisi firman suci Tuhan yang diturunkan melalui Rasulullah SAW, Sang Pembawa Cahaya. Yang telah belasan abad masanya dan masih tetap terjaga. Tiada pengganti baginya hingga akhir zaman nanti. Gadget hadir memenuhi gengsi dan kebutuhan serta kepuasan yang sifatnya material. Sedang Quran hadir sebagai pedoman dalam semua sendi-sendi kehidupan. Ia adalah obat segala penyakit, fisik maupun kejiwaan.

Saya yakin, kita semua tahu betul kebenaran ini, termasuk saya tentunya. Di rumah, untuk berselancar saya menggunakan dua media, smartphone dan laptop. Jujur, beberapa waktu, hp menjadi seperti magnet. Pagi setelah shalat, ngecek hp. Malamnya, sambil baring menunggu mata terlelap, lagi-lagi pegang hp *aduh. Kadang saya juga bingung, kenapa daya tarik hp–biasanya karena aplikasi medsosnya–begitu besar, bahkan ketika mata terasa sudah lelah. Entah berapa banyak waktu yang berhasil tersita untuk yang satu ini. Padahal, jika ditimbang-timbang manfaatnya, aduh, minim sekali!

Imam Ja’far al-Shadiq berkata, “Bila Anda ingin tahu posisi Anda di sisi Tuhan, lihatlah di mana posisi Tuhan di hati Anda.”

Jika Anda ingin tahu posisi Tuhan di hati Anda, lihatlah berapa lama Anda mampu berdiri mendirikan sholat? Jika Anda ingin tahu posisi Tuhan di hati Anda, lihatlah berapa lembar Quran yang Anda baca setiap hari? Jika Anda ingin tahu posisi Tuhan di hati Anda, lihatlah berapa lama Anda berdoa setiap hari?

Pernah suatu hari, seorang teman membuat give away tentang barang yang wajib mereka bawa saat melakukan perjalanan. Semua bersepakat, tidak akan memasukkan hp dalam list barang wajibnya. Alasannya, karena hp masuk dalam kategori barang super wajib dibawa. Mungkin sebagian orang berpikir, hidupnya hampa tanpa hp. Tanpanya, terasa ada yang hilang. Saya pun pernah merasakan hal ini, dulu, saat hp saya rusak *parahnya ya… šŸ˜„ Saya merasa kesal. Saya terputus komunikasiĀ dengan banyak orang. Ah, begitu khawatirnya kita terputus komunikasi dengan manusia hanya karena gadget, tapi tidak khawatir ‘putus komunikasi’ dengan Tuhan.

Saat hp ketinggalan di rumah, kita kembali pulang dengan buru-buru. Saking merasa pentingnya, meski jarak sudah jauh meninggalkan rumah, kita tetap bisa kembali. Kita boleh saja beralasan, di dalam gadget juga ada aplikasi al-Quran. Zaman memang semakin canggih, hingga mampu menghadirkan al-Quran dalam gadget melalui sebuah aplikasi. Tapi benarkah? Kita menghadirkannya–dengan menginstal aplikasi Quran–karena tidak ingin terpisah dari salah satu pusaka peninggalan Rasulullah SAW ini?

2 thoughts on “Muhasabah Diri; Quran vs Gadget

  1. Hai mak..salam kenal ^^

    Well..kalo ngomongin gadget vs quran emang ironis, udah ketahuan yang manfaatnya jaaauh lebih gede yang mana, tapi kita(termasuk saya) lebih terlena dengan yang lebih sedikit manfaat(bahkan bisa jadi mengandung mudharat).

    Semoga kita gak makin jauh dengan Quran ya…

Leave a comment