Ilham dan Logam Bahagia

Namanya Ilham, salah seorang anak logam di Ketapang–Banyuwangi–yang malam ini menjadi bintang tamu di salah satu program tv swasta, Hitam-Putih. Sekilas tidak ada yang istimewa dari tema malam ini, terkhusus dengan kedatangan Ilham. Kisah anak seusianya yang mencari makan untuk diri sendiri dan keluarganya. Ditambah dengan cerita sedih tentang kepergian kedua orang tuanya.

Hal menarik malam ini–yang kemudian membuat saya ingin menulis setelah sekian lamaaa, huh!–bukan karena Ilham seorang anak yang mencari keuntungan hidup ditengah kisah sedih kepergian kedua orang tuanya. Tapi tanggapan host fenomenal itu melihat ketegaran–sebenarnya saya mau memakai kata bahagia, tapi sebagai ibu saya tetap melihat garis kesedihan di mata Ilham–Ilham menjalani hidupnya.

Kita semua mungkin sepakat kebahagiaan anak seusia Ilham tentu saja hidup dengan keluarga yang lengkap, tanpa embel-embel susahnya mencari sesuap nasi. Tapi setiap kehidupan punya garisnya masing-masing. Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang tegak lurus. Kebahagiaan tetap bisa kita rasakan disetiap kelokan dan gelombang.

Kisah hidup seperti Ilham sering kali membuat hati teriris. Kita buru-buru menilai. Memberi belas kasih dan rasa iba. Betapa hidup seusia Ilham sungguh jauh dari takaran kebahagiaan anak-anak seusianya. Kenapa? Karena menurut kita–tidak termasuk saya :)–anak-anak harusnya bersekolah dengan rajin, pulang sekolah menyantap makanan enak, lalu bermain sesuai perkembangan zaman.

Saat melihat senyum dan mendengar jawaban enteng “senang” dari Ilham terkait dirinya sebagai anak logam, sang Host lupa bahwa sesuatu yang kita anggap kesedihan bisa jadi sebuah kebahagiaan untuk mereka. Malam ini kita belajar dari Ilham. Bahwa kebahagiaan bisa didapatkan dimana saja, bahkan di jalan yang berduri sekali pun. Semua bergantung cara pandang kita. Mari berbahagia… 🙂

 

Leave a comment